Penyakit kulit akibat kerja (juga dikenal sebagai dermatosis akibat kerja) merupakan salah satu penyakit terkait dengan kulit yang disebabkan oleh paparan bahaya di tempat kerja. Penyakit Kulit Akibat Kerja merupakan salah satu masalah utama di lingkungan kerja dimana sekitar 30–45%. Penyakit akibat kerja adalah penyakit kulit tentunya ini akan mempengaruhi kualitas hidup para pekerja. Bahaya kimia yang paling relevan adalah iritan, sensitisasi, fotosensitasi iritan, dan agen penyebab jerawat. Bahaya biologis yakni bakteri, jamur, virus, hingga parasit kulit. Bahaya fisik meliputi gesekan, tekanan mekanis, radiasi, dan suhu.
Srinivas, C. R., & Sethy, M. (2022). Occupational Dermatoses. Indian dermatology online journal, 14(1), 21–31.
Penyakit kulit akibat kerja yang umumnya ditemukan di lingkungan kerja yakni dermatitis kontak akibat kerja, yang mencangkup beberapa jenis yang berbeda diantaranya dermatitis kontak iritan, yang terjadi ketika kulit terpapar bahan-bahan yang merusak lapisan pelindungnya; dermatitis kontak alergi, yang timbul sebagai reaksi alergi terhadap zat tertentu; urtikaria kontak, yang ditandai dengan munculnya ruam gatal dan bengkak pada kulit; serta penyakit kulit akibat kerja lainya seperti bahaya sinar ultraviolet, jerawat, kelainan pigmentasi dan penyakit kulit radioaktif.
Terakhir diperbaharui: 07 Agustus 2024
Ditinjau oleh: Manuela Rahayaan, dr. Dr. Reza Yuridian Purwoko, SpDVE FINSDV FAADV, dr. Ivan Adrian Montolalu, MKK, Sp.Ok, Davina Ritzky Amarina
Srinivas, C. R., & Sethy, M. (2022). Occupational Dermatoses. Indian dermatology online journal, 14(1), 21–31.
Prakoeswa, C. R. S., Damayanti, D., Anggraeni, S., Umborowati, M. A., Sawitri, S., Astindari, A., & Yuindartanto, A. (2022). Occupational contact dermatitis among healthcare workers in the COVID-19 Isolation ward. International Journal of Health Sciences, 6(S9), 1918–1926.
Dobashi, K., Akiyama, K., Usami, A., Yokozeki, H., Ikezawa, Z., Tsurikisawa, N., Nakamura, Y., Sato, K., Okumura, J., Takayama, K., & Committee for Japanese Guideline for Diagnosis and Management of Occupational Allergic Disease, The Japanese Society of Allergology. (2017). Japanese guidelines for occupational allergic diseases.